PREFERENSI BURUNG TERHADAP POHON MAHANG INDIA (Macaranga indica Weight, 1852) DI RESORT SEI BETUNG TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER

Ricky Pradwinata(1), Mufti Sudibyo(2), Yusran Efendi Ritonga(3),


(1) Universitas Negeri Medan
(2) Universitas Negeri Medan
(3) Universitas Negeri Medan

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis burung yang berkunjung, kelimpahan, nilai frekuensi, faktor penentu kehadiran, mengetahui apa saja yang dimanfaatkan dan tingkat hubungan burung dengan fisik pohon mahang india. Penelitian dilakukan dengan metode Survey Bird Watching di 24 pohon mahang india yang didasari pada metode Stratified Sampling. Data di analisis dengan menggunakan uji statistik analisis regresi linear berganda metode strepwise dan uji korelasi Pearson menggunakan software SPSS 22.0. Hasil yang diperoleh 397 ekor  burung yang terdiri 22 spesies dan 13 famili. Nilai frekuensi tertinggi diperoleh oleh spesies Zosterops palpebrosus (23,96%). Pohon mahang india (Macaranga indica Weight, 1852) lebih banyak dimanfaatkan sebagai tempat makan (61,46%), sebagai tempat singgah atau istirahat (25,19%), tempat bermain atau berkicau (12,09%) dan sebagai tempat menyelisik bulu (1,26%). Tingkat hubungan antara jumlah burung dengan tinggi pohon masuk kedalam kategori sedang (0,46), jumlah burung dengan lebar tajuk dan lama waktu kunjungan dengan tinggi pohon rendah (0,27 dan 0,22) dan lama waktu kunjungan dengan lebar tajuk sangat rendah (0,12).

Keywords


Burung, Pohon Mahang india, Resort Sei Betung, Taman Nasional Gunung Leuser

Full Text:

PDF

References


Ewusie, J. Y. (1990), Ekologi Tropika, Penerbit ITB Press, Bandung.

Fiala, B., Meyer, U., Hasyim, R., Maschwitz, U. (2011), Pollination Systems in Pioneer Trees of The Genus Macaranga (Eupohorbiaceae) in Malaysian Rainforest, Biological Journal of the Linnean Society, 103: 935-953.

Fiala, B., dan Maschwitz, U. (1992), Food Bodies and Their Significance For Obligate Ant-Association In The Tree Genus Macaranga (Euphorbiaceae), Botanical Journal ofthe Linnean Sociey, 1(110): 61-75.

Fiala, B., Maschwitz, U., Tho, Y. P., Helbig, A. J. (1989). Studies of South East Asian Ant-Plant Association: Protection of Macaranga trees by Crematogaster borneensis, Oecologia, 79: 463-470.

Hadisiswoyo, P., Saraan, M., Ardi, R., Azhari, A., Daley, P., dan Wagiman. (2014), Panduan Lapangan Restorasi Ekosistem Hutan Tropis Indonesia, Yayasan Orangutan Sumatera Lestari – Orangutan Information Centre (YOSL-OIC), Medan.

Kurniawan, A., Undaharta, N.K.E., Pendit, I.M.R. (2008). Asosiasi Jenis-Jenis Pohon Dominan di Hutan Dataran Rendah Cagar Alam Tangkoko Bitung, Sulawesi Utara., BIODIVERSITAS, 9(3): 199-203.

Lumbantobing, P.R.A. (2017), Preferensi Pohon Bagi Burung Di Kawasan Restorasi Resort Sei Betung, Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara., Skripsi, Universitas Medan Area, Medan.

MacKinnon, J., Phillipps, K., Van Balen, B. (2012), Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan, LIPI, Bogor.

Malindu, F.D., Labiro, E., Ramlah, S. (2016), Asosiasi Jenis Burung dengan Vegetasi Hutan Mangrove di Wilayah Pesisir Pantai Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong, WARTA RIMBA, 4(1): 112-118.

Mangi, H., M, S.Ningsih., Ihsan, M. (2013), Asosiasi Burung Julang Sulawesi (Rhyticeros cassidix) Dengan Pohon Eboni (Diospyros celebica Bakh) Di Cagar Alam Pangi Binangga Desa Pangi Kabupaten Parigi Moutong, Skripsi, Universitas Tadulako, Palu.

Mardiastuti, A., L.R. Salim, Y.A., Mulyani. (2001), Perilaku Makan Rangkong Sulawesi pada Dua Jenis Ficus di Suaka Margasatwa Lambusango, Buton, Media Konservasi, VI(1): 7-10.

Novarino, W., A. Salsabila dan Jarulis. (2002). Struktur Komunitas Burung Lapisan Bawah pada Daerah Pinggir Hutan Sekunder Dataran Rendah Sumatera Barat. Zoo Indonesia, 29: 51-58.

Orians, GH. (1969), The Number of Birds Species in Some Tropical Forest. Saunders College Pub, Japan.

Pijl, L. van der. (1990), Asas-asas Pemencaran Pada Tumbuhan Tinggi, terj. G. Tjitrosoepomo. W. Soerodikoesoemo (ed.)., Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Riduwan.(2009), Belajar Mudah Penelitian: untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Alfabeta, Bandung.

Rusmendro, H.(2009), Perbandingan Keanekaragaman Burung Pada Pagi dan Sore Hari di Empat Tipe Habitat di Wilayah Pangandaran Jawa Barat. Vis Vitalis, 02(1):8-16.

Sihotang, D.F., Patana, P., Jumilawaty. E.(2012). Identifikasi Keanekaragaman Jenis Burung di Kawasan Restorasi Sei Betung, Taman Nasional Gunung Leuser, Feronema Forestry Science Journal, 2(2): 59-66.

Slik, F. (2013), Macaranga indica, Wight., www.asiaplant.net/List-Spesies/Macaranga-indica/, (diakses 18 Desember 2017).

Surya, D.C., Novarino, W., Arbain, A. (2013), Jenis-Jenis Burung yang Memanfaatkan Eurya acuminata DC Di Kampus Universitas Andalas Limau Manis, Padang., Jurnal Biologi Universitas Andalas, 2(2): 90-95.

Taba S, Arini D.I.D., Shabri S. (2011), Asosiasi Kadalan (Phaenicophaeus calyorhynchus) dengan Monyet Primata Sulawesi, Balai Penelitian Kehutanan Manado, Manado.

Thompson, J. N. (1982), Interaction and Coevolution. John Wiley & Sons. New York.

Wisnubudi, G. (2009), Penggunaan Strata Vegetasi oleh Burung di Kawasan Wisata Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, VIS VITALIS, 02(2): 41-49.




DOI: https://doi.org/10.34007/jons.v1i1.143

Refbacks

  • There are currently no refbacks.