Tari Rucitawani: Pesona Keanggunan dan Ketegasan Perempuan Sunda dalam Seni Pertunjukan
(1) Universitas Pendidikan Indonesia
(2) Universitas Pendidikan Indonesia
(3) Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai perempuan yang terkandung dalam Tari Rucitawani, dari segi tekstual maupun kontekstual, Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif, metode deskriptif analisis, dengan pendekatan Etnokoreologi yang dijadikan sebagai grand teori pada penelitian ini. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi, dimana hasil dari teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi diolah, sehingga menghasilkan sebuah temuan dan analisis hasil serta pembahasan yang logis. Hasil penelitian menunjukan bahwasanya Tari Rucitawani memiliki kebaruan yang terletak pada representasi maskulinitas perempuan, berbeda dengan karakter tarian tradisional Sunda lainnya yang biasa menonjolkan kelembutan dan keanggunan perempuan. Tari Rucitawani memiliki delapan gerak inti, lima gesture, dan tiga locomotor. Dari hasil analisis, dapat disimpulkan dalam Tari Rucitawani didominasi nilai-nilai keanggunan dan ketegasan perempuan Sunda, yang dijadikan sebagai gambaran bahwa perempuan memiliki ketegasan dalam bertindak dan keberanian dalam menghadapi persoalan hidup. Tari ini menegaskan bahwa perempuan tidak hanya bisa berperilaku Anggun dan lembut, tetapi juga bisa menjadi sosok yang penuh kekuatan dan keberanian untuk melawan ketidakadilan. Penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memperkuat pemberdayaan perempuan dalam budaya Sunda melalui seni tari, serta memberikan wawasan baru mengenai peran perempuan yang lebih kuat dan berani dalam masyarakat.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alfansyur, A., & Mariyani. (2020). Seni Mengelola Data : Penerapan Triangulasi Teknik , Sumber Dan Waktu pada Penelitian Pendidikan Sosial. Historis, 5(2), 146–150. https://doi.org/https://doi.org/10.31764/historis.vXiY.3432
Alfarisi, F. (2022). Peranan Perempuan dalam Melestarikan Kesenian Tari Topeng Cirebon Gaya Slangit. Jurnal Iman dan Spiritualitas, 2(3), 437–442. https://doi.org/10.15575/jis.v2i3.18854
Amirulloh, T. M., Badaruddin, S., Dance, D., Education, M. A., Education, D. A., & Education, D. (2024). Aesthetics of Makeup and Costume Design in the Dance ’ Cisondari ’: Unveiling Local Cultural Identity. JDDES : Journal of Dance and Dance Education Studies, 4(2), 63–81.
Anwar, F. (2020). Gerakan dan Simbol Dalam Tarian Tradisional. Pustaka Budaya.
Azman, M., Suharyoko, & Saian Badaruddin. (2023). Upacara Adat Perkawinan Tradisional Kota Lubuklinggau (Mandi Kasai). Cv. Litera Kata.
Badaruddin, S. (2022). SILAMPARI Sebuah Identitas dan Jati diri.
Badaruddin, S., & Masunah, J. (2019). The Style of Silampari Dance of Lubuklinggau as a Greeting Dance in South Sumatera Indonesia. 255, 65–69. https://doi.org/10.2991/icade-18.2019.14
Caturwati, E. (2007). Tari Di Tatar Sunda. In Sunan Ambu Press- STSI Bandung. Sunan Ambu Press- STSI Bandung.
Creswell, J. W. (2024). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Sage Publications.
Dian, A., Narawati, T., & Taryana, T. (2023). Jaipongan Ciptaning Feeling Bojongan. JDDES: Journal of Dance and Dance Education Studies, 3(1).
Dwiyasmono, D., Murtono, T., Karyono, K., Setiyastuti, B., & Hartanto, H. (2024). Problematika Dan Strategi Representasi Tari Dalam Iklan Di Indonesia. Andharupa, 10(02), 245–255. https://doi.org/10.33633/andharupa.v10i02.9362
Foster, R., & Ojanen, W. (2025). Ecosocial Care Ethics in and through Dance Education. Journal of Dance Education, 00(00), 1–11. https://doi.org/10.1080/15290824.2024.2423230
Kartini, R. (2019). Peran Perempuan Dalam Tarian Tradisional Sunda. Kebudayaa Indonesia, 1(28), 44–55.
Kristie, S., Darmayanti, T. E., & Kirana, S. M. (2019). Makna Motif Batik Parang Sebagai Ide Dalam Perancangan Interior. Aksen : Journal of Design and Creative Industry, 3(2), 57–69. https://doi.org/10.37715/aksen.v3i2.805
Lail, J., & Widad, R. (2015). Belajar Tari Tradisional Dalam Upaya Meletarikan Tarian Asli Indonesia. Inovasi dan Kewirausahaan, 4(2), 102–104.
Narawati, T. (2005). Tari Sunda dulu, kini, dan esok. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni Tradisional (HUP).
Narawati, T. (2013). Etnokoreologi: Pengkajian tari etnis & kegunaannya dalam pendidikan seni. International Conference on Languages and Arts, 70–74.
Narawati, T. (2020). ETNOKOREOLOGI Teori dan Praktik Dalam Pendidikan. UPT Remaja Penerbitan dan Percetakan.
Nugraheni, T., Masunah, J., Narawati, T., Narawati, T., Karwati, U., & Santana, D. T. F. (2019). Pelatihan Pendidikan Seni Anak Bagi Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Dan Sekolah Dasar (Sd) Di Bandung. Jurnal Tunas Siliwangi, x, No. x(x), 2581–0413.
Nurdin, N. (2019). Tata Rias dan Busana Tari Serasan Seandanan di Kabupaten Oku Selatan. Jurnal Sitakara, 3(2). https://doi.org/10.31851/sitakara.v3i2.2342
Nuriawati, R., & Arthur, S. N. (2018). Kreativitas Gondo Dalam Tari Jaipongan. Jurnal Seni Makalangan, 5(2), 27–40.
Pamardi, S., Haryono, T., Soedarsono, R. ., & Kusmayati, A. H. (2014). Karakter dalam Tari Gaya Surakarta. Gelar : Jurnal Seni Budaya, 12(2), 220–235.
Prastya, A., Kurnita, T., & Fitri, A. (2017). Analisis Koreografi Tari Kreasi Jameun di Sanggar Rampoe Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik, Unsiyah, II(1), 1–12.
Rahmat, A. (2020). Kesenian Sunda Dalam Dunia Modern. Gramedia.
Ramlan, L. (2013a). Jaipongan: Genre Tari Generasi Ketiga dalam Perkembangan Seni Pertunjukan Tari Sunda. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 14(1), 41–55.
Ramlan, L. (2013b). Jaipongan: The Third Generation of Dance Genre in the Development of Sundanese Dance Performing Arts. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 14(1), 41–55.
Rosilawati, R., & Suherti, O. (2022). Kreativitas Muhamad Aim Salim Dalam Penataan Tari Badaya Gaya Setia Luyu. Panggung, 32(1), 30–46. https://doi.org/10.26742/panggung.v32i1.1985
Rustiyanti, S., Iskandar, A., & Listiani, W. (2015). Ekspresi dan Gestur Penari Tunggal dalam Budaya Media Visual Dua Dimensi. Panggung, 25(1). https://doi.org/10.26742/panggung.v25i1.18
Sabaria, R., Sobarna, C., Muhtadin, T., & Masunah, J. (2025). Sundanese classical dance as a representation of aesthetic values and noble culture in West Java. Cogent Arts & Humanities, 12(1). https://doi.org/10.1080/23311983.2025.2472532
Santosa, M. (2018). Melestarikan Seni Tari Tradisional Sunda. Nusantara. https://doi.org/10.1163/_q3_SIM_00374
Soedjatmoko, S. (2017). Tradisi Dan Perubahan Dalam Kebudayaan Indonesia. Gramedia.
Sugiyono. (2022). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Suhandra, I. R. (2019). Studi Komparatif Makna Konotasi Warna Dalam Budaya Masyarakat Barat Dan Masyarakat Suku Sasak Lombok Indonesia. Cordova Journal language and culture studies, 9(1), 17–38. https://doi.org/10.20414/cordova.v9i1.1774
Sunaryo, A. (2020). Dasar-dasar Koreografi. UPI Press UPT Penerbitan dan Percetakan-Universitas Pendidikan Indonesia.
Sunaryo, A., Masunah, J., Narawati, T., & Nugraheni, T. (2020). Gerak Relationship Pada Permainan Anak Sunda Sebagai Sumber Penciptaan Komposisi Tari Anak. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 1076. https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i2.499
Supryadi, D. (2018). Simbolisme Dalam Tari. Seni budaya Sunda, 24(3), 58–72.
Suryani, A. (2019). Peran Perempuan Dalam Seni Tari Tradisional Sunda. In Pustaka Sunda. Pustaka Sunda.
Syafi’i, A. G. (2017). Warna Dalam Islam. Jurnal Pemikiran Islam, 41(1), 62–70.
Syofyan, A. M., Narawati, T., & Sunaryo, A. (2023). Kajian Etnokoreologi Tari Anomsari Di Studio Tari Indra Bandung. Ringkang, 3(3), 416–426.
Taryana, T., Budiman, A., & Karyati, D. (2022). Pendidikan & Manajemen Sanggar Tari Tradisional. Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), 5(2), 1457–1469. https://doi.org/10.34007/jehss.v5i2.1455
Wicaksana, T. (2017). Perempuan dalam Seni Tari Sunda. Seni Dan Budaya, 30(2), 24–35.
Wulandari, T. (2016). Keberanian dalam Kelembutan. Analisis Gerakan dalam Tari. In Universitas Indonesia Press. UI Press. https://doi.org/10.1163/_q3_SIM_00374
Yuliawan Kasmahidayat, Ria Sabaria, Saian Badaruddin, Fitri Kurniati, & Agus Sudirman. (2024). Spiritual Self-Defense Practices in the “Bendung” Silat Start for Learners at the Mahaputra Pencak Silat Padepokan. EVOLUTIONARY STUDIES IN IMAGINATIVE CULTURE, 168–176. https://doi.org/10.70082/esiculture.vi.679
DOI: https://doi.org/10.34007/jehss.v7i4.2702
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2025 Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International Public License