Revitalisasi Identitas Melayu: Studi Penerapan Ragam Hias Tradisonal Melayu pada Bangunan Modern di Kota Medan

Zulkifli Zulkifli(1), Wahyu Tri Atmojo(2), Gamal Kartono(3), Nurwani Nurwani(4),


(1) Universitas Negeri Medan
(2) Universitas Negeri Medan
(3) Universitas Negeri Medan
(4) Universitas Negeri Medan

Abstract


Etnik Melayu kaya dengan kesenirupaannya, khususnya dalam bentuk ragam hias. Secara tradisi, ragam hias Melayu banyak terungkap melalui arsitekturnya, di samping pada produk pakai lainnya. Yang menarik sekarang adalah adanya trend penerapan ragam hias tradisional Melayu pada bangunan modern di Kota Medan, Indonesia. Artikel ini mengkaji, sejauhmana identitas Melayu kembali menguat di Kota Medan. Selain itu, artikel ini juga mengkaji bagaimana potensi teknis dan estetis yang terkandung dalam karakteristik ragam hias Melayu. Pembahasan dilakukan melalui pendekatan sosiologi seni dan metode visual cultural. Hasil kajian menunjukkan bahwa: 1) Bentuk dan karakteristik ragam hias Melayu yang banyak diterapkan pada bangunan modern di Kota Medan merujuk pada bentuk pucuk rebung, ricih wajid,
lebah begantung, terali biola, bidai, dan tampuk pinang; 2) Potensi teknisnya didukung oleh karakteristik ragam hias Melayu yang berbentuk terawang, dan potensi estetisnya terungkap melalui bentuk permukaan yang rata dengan garis motif yang tajam; dan 3) Identitas Melayu melalui penerapan ragam hias terungkap pada bangunan perkantoran, tempat umum, lokasi wisata, dan fasilitas umum.

Keywords


Revitalization; Malay Identity; Decoration.

Full Text:

PDF

References


Budhi, S. (2018). Revitalisasi Kebudayaan dan Tantangan Global. Diunduh dari

https://www.researchgate.net/publication/339228954_Revitalisasi_Kebudayaan_dan_Tantangan_Global tanggal 31 Oktober 2020.

Damajanti, I. (2006). Psikologi Seni (Sebuah Pengantar), Bandung: Penerbit Kiblat.

Dharsono. (2018). Indonesia Masa Depan Adalah Indonesia Masa Lalu yang Kreatif. Prosiding Seminar Nasional Seni Rupa di Unimed, Medan.

Himawan, W. (2013). Visual Tradisi dalam Karya Seni Lukis Kontemorer sebagai Wujud Artistik Pengaruh Sosial Budaya (Kajian Terhadap Karya Haryadi Suadi dan I Wayan Sudiarta). Jurnal Ornamen ISI Surakarta, 10 (1): 57-75.

Jazuli, M. (2014). Sosiologi Seni: Pengantar dan Model Studi Seni (Edisi 2). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Pelly, U. (2015). Menemukan Kembali Dunia Melayu (Etnisitas dalam Politik Multikultural) (Buku I). Medan: Casa Mesra Publisher; Yogyakarta: Eja Publisher.

Simanjuntak, B.A. (2010). Melayu Pesisir dan Batak Pegunungan (Orientasi Nilai Budaya). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sirait, B. (1980). Pengumpulan dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara, Laporan Penelitian. Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Sugiharto, B. (2019). Kreativitas dan Budaya Lokal. Slide Presentasi Seminar National Seni Rupa Unoflatu Universitas Maranatha, Bandung.

Wahid, J. dan Alamsyah, B. (2013) Arsitektur dan Sosial Budaya Sumatera Utara. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Wikipedia. (2020). Kesultanan Deli. Diunduh dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Deli tanggal 31 Oktober 2020.




DOI: https://doi.org/10.34007/jehss.v3i3.421

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS)

Publisher: Mahesa Research Center

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International Public License