Tinjauan Yuridis Sanksi bagi Pelaku Tindak Pidana Pencurian dengan Kematian dalam Konteks Sistem Hukum Indonesia

Muhammad Ridwan Lubis(1),


(1) Universitas Muslim Nusantara

Abstract


This study evaluates the phenomenon of vigilantism in Indonesia, focusing on the juridical aspects of sanctions against perpetrators of criminal theft resulting in death. The research reveals that the current criminal regulations related to vigilantism, as outlined in Articles 170, 351, 406, and 338 of the Indonesian Criminal Code (KUHP), have not fully provided decisive penalties. Analysis of the verdict in Decision Number 8/Pid.B/2018/PN. Bks indicates that the perpetrator was charged under Article 170 paragraphs (1) and (2) jo Article 55 paragraph (1) of the KUHP, receiving an 8-year prison sentence for vigilantism leading to death. Despite the verdict being based on the fulfillment of the elements of the charges, the research asserts that law enforcement against vigilantism has not yet demonstrated its effectiveness. In this context, there is a need for a legal process more aligned with justice and legal certainty for the victims. The research methodology employed is Normative Juridical, utilizing secondary data and expert interviews. The findings highlight the importance of effective law enforcement against vigilantism that meets the elements of Article 170 or 351 of the KUHP to achieve justice for the victims.

Keywords


Criminal Act; Vigilantism; Theft

Full Text:

PDF

References


Alexander, L., & Ferzan, K. K. (2009). Crime and culpability: A theory of criminal law. Cambridge University Press.

Amanda, N. (2017). Tinjauan Kriminologi Terjadinya Pembunuhan Berencana Dengan Mutilasi (Studi Di Polresta Bandar Lampung).

Ariyanti, V. (2019). Konsep Perlindungan Korban dalam Sistem Peradilan Pidana Nasional dan Sistem Hukum Pidana Islam. Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam, 13(1), 33–48.

Efendi, J., & Ibrahim, J. (2018). Metode Penelitian Hukum: Normatif dan Empiris.

Ernis, Y. (2018). Implikasi penyuluhan hukum langsung terhadap peningkatan kesadaran hukum masyarakat. Jurnal Penelitian Hukum De Jure, 18(4), 477–496.

FITRIATI, F. (2012). Perbuatan Main Hakim Sendiri dalam Kajian Kriminologis dan Sosiologis. Masalah-Masalah Hukum, 41(2), 161–166.

Hamzah, A. (2015). Delik-delik tertentu (Speciale Delicten) di dalam KUHP. Sinar Grafika.

Ibrahim, J. (2005). Metode & Ilmu penelitian Hukum Normatif, Bayu Media. Universitas Brawijaya, Malang.

Irkham, M., Sularto, R. B., & Astuti, A. M. E. S. (2017). Perlindungan Korban Perbuatan Main Hakim Sendiri dengan Pendekatan Rertorative Justice (Studi di Kabupaten Demak). Diponegoro Law Journal, 6(2), 1–18.

Jonaedi Efendi, S. H. I., Johnny Ibrahim, S. H., & Se, M. M. (2018). Metode Penelitian Hukum: Normatif dan Empiris. Prenada Media.

Luthiya, A. N., Irawan, B., & Yulia, R. (2021). Kebijakan Hukum Pidana Terhadap Pengaturan Pencurian Data Pribadi Sebagai Penyalahgunaan Teknologi Komunikasi Dan Informasi. Jurnal Hukum Pidana Dan Kriminologi, 2(2), 14–29.

Madari, M. S. K. (2013). Penyesuaian batasan tindak pidana ringan dan jumlah denda dalam kuhp terhadap perkara tindak pidana pencurian: analisis peraturan mahkamah agung nomor 02 Tahun 2012 tentang penyesuaian batasan tindak pidana ringan dan jumlah denda dalam KUHP.

Maridjan, K. (2003). Usaha Pengamanan Swakarsa Warga Masyarakat Terhadap Tindak Kejahatan (Studi Sosiologi Usaha Pengamanan Swakarsa di Daerah Rawan Kejahatan dan Tindak Rawan Kejahatan di Surabaya).

Mertokusumo, S. (2002). Hukum acara perdata Indonesia (Ed. 6, Cet). Liberty Yogyakarta.

Muhaimin. (2020). Metode Penelitian Hukum. Mataram University Press.

Panjaitan, C., & Wijaya, F. (2018). Penyebab Terjadinya Tindakan Main Hakim Sendiri Atau Eigenrichting Yang Mengakibatkan Kematian (Contoh Kasus Pembakaran Pelaku Pencurian Motor Dengan Kekerasan Di Pondok Aren Tangerang). Jurnal Hukum Adigama, 1(1), 809–838.

Péter, S. (2018). “Nullum crimen nulla poena sine praevia lege poenali?†Evaluation of c. 1399/CIC’83 in the Light of the ius vigens orientale. Eastern Canon Law, 7(1–2), 319–342.

Rahmadysah, A., Ramadhan, M. C., & Zulyadi, R. (2022). Penegakan Hukum Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan di Wilayah Hukum Kepolisian Sektor Medan Labuhan. Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), 5(2), 1565–1575. https://doi.org/10.34007/jehss.v5i2.1429

Ramdhani, Y., & Ufran, U. (2023). Tindakan Main Hakim Sendiri (Eigenrechting) dalam Hukum Positif. Indonesia Berdaya, 4(1), 377–382.

Sudarto, H. P. I. (1987). 1988. Badan Penyediaan Bahan-Bahan Kuliah Fakultas Hukum Universitas Diponogoro, Semarang.

Sunarso, H. S., Sh, M. H., & Kn, M. (2022). Viktimologi dalam sistem peradilan pidana. Sinar Grafika.

Surbakti, F. M., & Zuliandi, R. (2019). Penerapan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan. Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), 2(1), 143–162. https://doi.org/10.34007/jehss.v2i1.58

Tadros, V. (2011). The ends of harm: The moral foundations of criminal law. OUP Oxford.

Yuseini, M., & Astuti, P. (2020). Analisis Tindakan Main Hakim Sendiri (Eigenrichting) dalam Kasus Pembunuhan. Jurnal Hukum Novum, 7(2), 124–134.

Zaidan, M. A. (2022). Menuju pembaruan hukum pidana. Sinar Grafika.




DOI: https://doi.org/10.34007/jehss.v6i2.1943

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS)

Publisher: Mahesa Research Center

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International Public License